PENGKOL.DESA.ID – Suasana sakral dan khidmat menyelimuti Desa Pengkol pada Kamis malam Jumat 21 Agustus 2025. Dalam rangkaian kegiatan Agustusan, Desa Pengkol melaksanakan kegiatan budaya unik, yakni Jurit Malam Topo Bisu Tepuk Gelang.

Acara yang dimulai tepat pukul 22.00 WIB ini diikuti oleh perwakilan seluruh elemen penting desa. Peserta yang hadir mencakup Perangkat Desa, BPD, Ketua RT/RW, Organisasi Masyarakat, Perguruan Pencak Silat, dan Tokoh Masyarakat. Kegiatan ini bertujuan untuk merenung, mempererat tali persaudaraan, dan menumbuhkan rasa syukur.

Kegiatan Topo Bisu dipimpin oleh Bapak Suprapto Hadi Saputro selaku Ketua Pelaksana. Beliau menjelaskan bahwa ritual ini bukan sekadar berjalan malam, tetapi memiliki makna filosofis yang mendalam.

"Topo Bisu berarti berjalan dalam keheningan, tanpa bicara, sebagai simbol introspeksi diri dan penghormatan pada leluhur. Sementara Tepuk Gelang adalah simbol kebersamaan dan janji untuk selalu menjaga kerukunan desa," jelas Bapak Suprapto sebelum melepas barisan.

Para peserta berjalan dalam barisan, mengikuti rute yang telah ditentukan, dalam keheningan total. Tidak ada suara selain langkah kaki dan gesekan dedaunan, menciptakan suasana hening yang jarang terjadi di tengah hiruk pikuk kehidupan.

Kepala Desa Pengkol, Bapak Fuad Ari Sulistyo, yang turut menjadi peserta, menyampaikan bahwa ritual ini penting untuk menjaga nilai-nilai luhur desa. "Di tengah kesibukan kita, kita perlu momen untuk diam, merenung, dan membulatkan tekad untuk Desa Pengkol yang lebih baik. Partisipasi dari seluruh elemen, mulai dari perangkat desa hingga perguruan silat, menunjukkan solidaritas yang menjadi kunci kemajuan desa kita," tuturnya.

Acara Jurit Malam Topo Bisu Tepuk Gelang ini menjadi penutup yang berkesan, sekaligus menegaskan bahwa pembangunan desa tidak hanya diukur dari infrastruktur fisik, tetapi juga dari kekayaan budaya dan spiritualitas warganya.